Tiga ratus enam puluh lima hari. Atau sekitar delapan ribu tujuh
ratus enam puluh jam, bila kita sepakat bahwa satu hari itu ada 24 jam
sebagaimana konvensi telah mengajari kita. Meski sesungguhnya siapa yang
tau persis mengenai durasi waktu? Karena sejak kita lahir dan sampai
sekarang saat ku tulis ini, aku belum pernah sekalipun ketemu dengan
yang namanya pukul 24.00. Kenapa bisa begitu? Lantaran begitu waktu
beranjak meninggalkan pukul 23.59, menit yang muncul kemudian bukanlah
pukul 24.00 melainkan pukul 00.00, artinya dalam sehari sesungguhnya
tidak ada 24 jam. Inilah relativitas waktu yang tak terbantahkan.
"...dari pada terbuang di keremangan senja serta nyangkut di sengkarut gulita malam yang pekat serta tersesat di ranjau pagi yang tiada pasti maupun siang yang bimbang dan sore yang semau gue..." -sebilah dari bait-bait yang tak pernah terbit,"Ruang Tanya Jiwa",(CN Graha 1988-2008_selected poem's)-
Labels
- catatan peristiwa (5)
- dimata kawan (1)
- jalanjalan (5)
- naskah drama (1)
- ngobrolin teater (5)
- nonton film (2)
- Seputar Sastra (1)
- stanisvsdeniro (1)
- Story Behind The Song (2)
- Teater di Jogja (4)
- Tulisan Anjing (7)