Catur Stanis mencoba menjawab pertanyaan beberapa rekan dalam sebuah perbincangan di salah satu ruang publik di Jogja, suatu malam. Saat itu seperti biasa, Catur Stanis tengah asyik menekuri kesendiriannya dalam balutan aroma kopi yang kental dan tentu saja pahit. Yang juga turut hadir dalam pertemuan tak terduga itu adalah Mas Abimanyu seorang penyair muda yang buku kumpulan puisinya telah terbit, serta mbak Srikandi, penulis beberapa novel yang cukup atraktif.
Srikandi : Kenapa Anda memilih untuk bersikap konfrontatif terhadap lembaga seperti TBY?
Srikandi : Kenapa Anda memilih untuk bersikap konfrontatif terhadap lembaga seperti TBY?