"...dari pada terbuang di keremangan senja serta nyangkut di sengkarut gulita malam yang pekat serta tersesat di ranjau pagi yang tiada pasti maupun siang yang bimbang dan sore yang semau gue..." -sebilah dari bait-bait yang tak pernah terbit,"Ruang Tanya Jiwa",(CN Graha 1988-2008_selected poem's)-
Labels
- catatan peristiwa (5)
- dimata kawan (1)
- jalanjalan (5)
- naskah drama (1)
- ngobrolin teater (5)
- nonton film (2)
- Seputar Sastra (1)
- stanisvsdeniro (1)
- Story Behind The Song (2)
- Teater di Jogja (4)
- Tulisan Anjing (7)
Friday, March 7, 2008
DR Humoris Causa
Terimakasih kepada kesempatan yang telah mengantarku sampai ke Kantin Bu Bambang di sebelah selatan kampus ISI. Hampir setahun lebih aku tak mengunjungi tempat ini.
Terakhir sekitar januari 2007 saat Cuwie dan Yayan berkolaborasi mementaskan 'sahabat terbaik'nya James Saunders di Auditorium Jurusan Teater FSP ISI Jogja. Segelas cofeemix hangat serta pertemuan kecil dengan kawankawan yang kebetulan bersamaan mampir di tempat itu. Ada Mijil yang lagi nunggu peserta Festival, Nanik yang mungil, Wawan serta Ali pun tak ketinggalan sejumlah figur yang sekilas lewat.
Malam nya nonton pertunjukan sembari meraih door prize berujud tempat sendok dan garpu yang di sangka sebagai blender oleh MCnya. Betul-betul aku merasakan kebahagiaan yang luar biasa malam itu. Kembali ke panggung bermandi cahaya lampu serta meraih prestasi memenangkan doorprize yang luar biasa.
Secara psikologis, aku lebih bahagia daripada sekadar mendapatkan gelar doktor honoris causa. Tapi kurasa jurusan teater belum begitu sinting untuk mempertimbangkan pemberian gelar seperti itu buatku. Mungkin cukuplah dengan gelar humoris causa bagiku,huhuhu.
Pulang dari sewon mampir Angkringan seorang kawan serta mencicipi tongseng kuda di Prawirotaman. Inilah kebahagiaan yang lain itu. Cukup lama aku menunggu kesempatan bisa menikmati daging kuda, akhirnya di 6 maret yang bebarengan dengan ultah TEMPO itulah aku berhasil mewujudkannya.
Aku teringat kembali cover pertama majalah TEMPO terbitan 6 Maret 1971 dengan laporan utamanya seputar kejuaraan dunia bulutangkis itu. "Kraak di Senayan" begitulah bunyinya. Selamat untuk TEMPO dariku pembaca setiamu sejak tuju satu!Hehehe.
Sempat mampir ke satu tempat buat nonton GRnya teater Gandrik. Ketemu kawankawan yang lama tak bersua, ada Jemek, Edo, Samuel Indratmo, Tomon, Buthet, Heru Kesawa Murti, Jujuk Prabowo, Jadhuk, Whani, Purwanto, Si Ong, Agus Noor serta masih buanyak lagi. Ada yang bilang, kalo nggak ada peristiwa Gandrik, tentu Catur Stanis tak akan sudi menginjakkan kakinya di TBY lagi. Benar nggaknya asumsi ini, kita lihat saja nanti.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
kangeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeen yogya..
sayang saya kemaren ndak nonton teater gandrik pas manggung di jakarta, pdh sudah pengiiiiin banget.
tanyain dong diputer di metro tv ndak.
salam kenal...
Post a Comment