"...dari pada terbuang di keremangan senja serta nyangkut di sengkarut gulita malam yang pekat serta tersesat di ranjau pagi yang tiada pasti maupun siang yang bimbang dan sore yang semau gue..." -sebilah dari bait-bait yang tak pernah terbit,"Ruang Tanya Jiwa",(CN Graha 1988-2008_selected poem's)-
Labels
- catatan peristiwa (5)
- dimata kawan (1)
- jalanjalan (5)
- naskah drama (1)
- ngobrolin teater (5)
- nonton film (2)
- Seputar Sastra (1)
- stanisvsdeniro (1)
- Story Behind The Song (2)
- Teater di Jogja (4)
- Tulisan Anjing (7)
Friday, June 20, 2008
DAGING DALAM KALENG (Retyped edition)
DAGING DALAM KALENG
(Sebuah Salah Paham)
KARYA SAMUEL BECKETT
ALIHBAHASA :MAX ARIFIN
Di ketik kembali oleh Catur Stanis
Dramatic Personae;
1. Stanis, Lelaki buta penggesek biola
2. Antok Agusta, Lelaki lumpuh berkursi roda
Di sudut sebuah jalan.Runtuhan bangunan.
Stanis, buta, duduk di atas bangku dingklik, menggesek biola tuanya. Di sampingnya ada sebuah peti setengah terbuka dan di atas peti ini ada sejenis mangkok.
Dia berhenti menggesek biolanya, memandang ke kanan, mendengar.-
Pause.-
1.Stanis. : Sedekahlah untuk orang tua melarat; sedekahlah untuk orang tua melarat.
[Diam.Dia bermain,berhenti lagi, memandang ke kanan, mendengar. Antok masuk dari kanan di atas kursi roda. Dia berhenti. Tertegun].
Sedekahlah untuk orang tua melarat.
[Pause].-
2.Antok : Musik ! [Pause].Jadi sama sekali bukan impian.Akhirnya ! juga bukan angan-angan; mereka membisu dan aku membisu di depan mereka.[Dia maju,berhenti,memandang ke dalam mangkok,tanpa emosi].Orang malang!
[Pause].
Sekarang aku bisa kembali,karena misteri itu sudah terungkap .[Dia kembali memandang kursi rodanya.Berhenti]. Atau, bagaimana kalau kita bergabung dan hidup bersama,sampai maut datang menjemput.[Pause]. Bagaimana pendapatmu tentang itu,Billy? Boleh aku memanggil kau Billy seperti nama anakku? [Pause].Kau ingin seorang teman, Billy?[Pause] Kau mau makanan kaleng, Billy?
3.Stanis : Makanan dalam kaleng? Makanan apa itu?
4.Antok : Daging dalam kaleng,Billy; ya, daging dalam kaleng.Cukup untuk menjaga kesehatan badan dan jiwa sampai musim panas. [Pause]. Tidak? [Pause]. Juga ada beberapa buah kentang,Ya,cuma beberapa pon.[Pause] .Kau suka kentang,Billy?
[Pause] .Malah kita bisa membiarkan kentang-kentang itu bertunas kemudian kita menanamnya.Kita bisa mencobanya.[Pause] Aku memiliki tanahnya dan kau bisa menanamnya.[Pause].Tidak?
[Pause]
5.Stanis : Bagaimana pohon-pohon itu tumbuh?
6.Antok : Sulit mengatakannya.Seperti kau ketahui, sekarang ini musim dingin.
[Pause]
7.Stanis : Sekarang ini siang atau malam?
8.Antok : Oh,…[memandang ke langit] sekarang siang, kalau kau mau.Tak ada matahari,tentunya, sebab kalau ada kau tentulah tidak bertanya. [Pause].Dapat kau mengerti apa maksudku? [Pause] Apakah kau masih memiliki kecerdasan tentang dirimu sendiri. Billy, apakah kau memiliki akal budi tentang dirimu ?
9.Stanis : Kalau cahaya,bagaimana. Ada ?
10.Antok : Ya. [Memandang ke langit lagi]. Ya,cahaya. Tak ada kata yang tepat untuk itu. [Pause]. Boleh aku menjelaskannya padamu ? [Pause]. Boleh aku mencoba memberikan sebuah gagasan tentang cahaya ini ?
11.Stanis : Bagiku, kadang-kadang bila aku menghabiskan waktuku di sini di waktu malam, itu berarti memainkan biola tua ini atau mendengar, mengawasi ada orang datang. Aku biasa merasakan bagaimana senja menjelang dan mempersiapkan diri. Aku menyisihkan biola dan mangkok dan berdiri bila ia menuntun aku.
[Pause].-
12.Antok : Dia ? Dia siapa ?
13.Stanis : Dia istriku. [Pause] Seorang wanita. [Pause]. Tapi sekarang……….[Pause]
14.Antok : Sekarang ?
15.Stanis : Kapan aku keluar, aku tidak tahu; dan kapan aku tiba di sini aku tidak tahu dan selama aku berada di sini aku tidak tahu, apakah siang atau malam.
16.Antok : Kau tidak selalu seperti dirimu. Apa yang menguasai kau ? Perempuan?Judi? Atau Tuhan ?
17.Stanis : Aku akan selamanya seperti diriku.
18.Antok : Mari !
19.Stanis : [Marah]. Aku akan selamanya seperti diriku,dicekam kegelapan sambil menggesek biola yang menghasilkan nada-nada sumbang menuju ke empat penjuru angin.
20.Antok : [Marah]. Kita mempunyai istri, bukan? Istrimu akan menuntun kau dan istriku akan mendorong kursi roda ini ke luar di waktu malam dan pulang lagi di waktu pagi dan mendorong aku sejauh mungkin bila aku bingung.
21.Stanis : Kau pincang ? [Tanpa emosi] Mahluk yang malang !
22.Antok : Cuma satu masalah: kalau putar ke kanan. Bila tak ada masalah yang satu ini, kupikir aku akan bisa mengelilingi dunia ini dengan cepat. Sampai pada suatu hari ketika aku menyadari aku bisa pulang. [Pause]. Umpama begini. Aku berada di A [ Ia mendorong dirinya sedikit ke depan lalu berhenti]. Aku bergerak ke B [Ia mendorong dirinya ke belakang sedikit, berhenti]. Dan aku kembali lagi ke A [dengan penuh kesulitan]. Garis lurus ! Ruang kosong ! [Pause]. Bisa aku mulai menggerakkan kau ?
23.Stanis : Kadang-kadang aku mendengar langkah-langkah orang mendekat. Atau suara-suara. Aku bilang pada diriku, mereka itu sedang berjalan pulang, beberapa orang memang berjalan pulang, mencoba dan memulai lagi atau sedang mencari seseorang yang mereka tinggalkan di belakang.
24.Antok : Kembali! [Pause] Siapa yang mau kembali ke mari ? [Pause] Padahal kau tidak pernah menyeru ! [ Pause] Berteriaklah ! [Pause]. Tidak ?
25.Stanis : Apakah kau mengamati sesuatu yang tidak ada?
26.Antok : Oh, aku? Mengamati sesuatu ? Kau tahu, aku duduk di sana, tergeletak di atas kursi, di kegelapan selama 23 jam dalam sehari. [Marah] Apa yang harus kuamati ? [Pause]. Kau pikir kita akan mengadakan semacam perlombaan setelah kau mulai mengenal aku, he ?
27.Stanis : Kau bilang tadi daging dalam kaleng ?
28.Antok : Tepat.Bagaimana kau hidup selama ini? Kau tentulah kelaparan.
29.Stanis. : Di mana mana banyak terdapat sesuatu.
30.Antok : Yang dapat dimakan?
31.Stanis : Kadang-kadang.-
32.Antok : Kenapa tidak kau biarkan saja dirimu mati kelaparan?
33.Stanis : Dalam hidupku aku pernah berbahagia. Suatu hari aku mendapat sedekah berupa buah-buahan sebanyak satu keranjang besar.
34.Antok : Tidak !
35.Stanis : O, ya, cuma satu keranjang kecil penuh buah-buahan di pertengahan jalan ini.
36.Antok : Oke, baiklah. Tapi kenapa tidak kau biarkan dirimu mati ?
37.Stanis : Aku memang pernah memikirkan hal itu.
38.Antok : [Mangkel].Tapi kau toh tidak melakukannya.
39.Stanis : Aku cukup bahagia.[Pause]
Memang aku selalu tidak bahagia, tapi cukup bahagia.
40.Antok : Tapi kau tentulah setiap harinya akan bertambah tidak bahagia.
41.Stanis : [Marah].Aku cukup bahagia. [Pause]
42.Antok : Sekiranya memang kita-kita ini dibuat untuk kepentingan satu sama lain, bagaimana ?
43.Stanis : [Gerak gerik yang penuh arti].Kini, bagaimana semua hal itu tampaknya ?
44.Antok : Oh, aku ? Aku tidak pernah pergi jauh-jauh. Cuma maju-mundur didepan pintu rumahku. Sebelumnya aku tidak pernah ke mari.
45.Stanis : Tapi apakah kau mencari dirimu?
46.Antok : Bukan, bukan begitu !
47.Stanis : Setelah masa kegelapan itu, kau tidak………
48.Antok : [Marah].Bukan?! [Pause]. Tentu, kalau kau mau aku mencari diriku, aku akan melakukannya. Dan akhirnya kau tidak keberatan mendorong kursi rodaku ini, aku akanmencoba melukiskan pemandangan di sekitar kita sementara kita melaju ke depan.
49.Stanis : Maksudmu aku akan menuntunmu ? Aku tidak mau tersesat lagi.
50. Antok : Tentu. Aku akan bilang begini; Hati-hati, Billy, kita sedang menuju ke sebuah tumpukan kotoran yang besar. Mundur sedikit dan belok ke kiri. Itulah kata-kata yang akan kuberikan padamu.
51.Stanis : Kau akan bilang begitu ?
52.Antok : [Tampak puas] Gampang bukan? Gampang sekali, Billy. Di sana dalam parit aku melihat sebuah kaleng. Mudah mudahan ia berisi sop. Atau mungkin juga sayur kacang buncis.
53.Stanis : Sayur kacang-buncis ! [Pause].-
54.Antok : Apakah kau mulai menyukai aku ? [Pause]
Atau itu cuma imajinasiku.
55.Stanis : Sayur buncis ! [Ia bangun, mengambil mangkoknya dan manyodorkan ke arah Antok, meminta]. Di mana engkau ?
56.Antok : Di sini, temanku sayang. [Stanis mencoba mendorong kursi roda itu dengan serampangan]. Berhenti,berhenti !
57.Stanis : [Terus juga mendorong]. Bukankah ini suatu berkah bagimu? Atau katakanlah semacam hadiah !
58.Antok : Berhenti ! [Ia mencondongkan badannya ke belakang. Stanis membiarkan kursi roda itu menggelinding dan melompat ke belakang. Pause. Stanis menggapai –gapai mencari bangku tempat duduknya. Maju.Berhenti, menggapai-gapai lagi. Tidak ditemukan bangku tempat duduknya itu]. Maafkan aku. [Pause]. Maafkan aku, Billy.
59.Stanis : Di mana aku ? [Pause].Di mana aku tadi ?
60.Antok : Rupanya aku kini kehilangan dia. Padahal ia sudah mulai menyukai aku. Tapi aku mengecewakan dia. Ia akan meninggalkan aku dan aku tidak akan melihat dia lagi. Aku tidak akan melihat siapapun lagi. Kita tidak akan mendengar suara-suara manusia lagi.
61.Stanis : Apakah kau tidak mendengarnya ? Keluhan dan rintihan yang sama sejak dari buaian ibunda sampai ke kuburan.
62.Antok : [Mengerang].Lakukanlah sesuatu untukku sebelum aku pergi.
63.Stanis : Di sana. Kau bisa dengar ? [Pause].Aku tidak bisa pergi ![Pause].Kau dengar ?
64.Antok : Kau tidak bisa pergi ?
65.Stanis : Aku tidak bisa pergi tanpa alat-alatku ini.
66.Antok : Alat-alat apa itu yang menjadi milikmu ?
67.Stanis : Tak ada.
68.Antok : Lho,katanya kau tidak bisa pergi tanpa alat-alatmu.
69.Stanis : Memang. [Ia mulai meraba-raba lagi, lalu berhenti].Akhirnya aku akan mendapatkannya.[Pause].Atau aku tinggalkan saja.
70.Antok : Tolong perbaiki selimut pada kakiku. Kakiku terasa sangat dingin.[Stanis berhenti].Bisa saja kulakukan sendiri, tapi akan terlalu lama.[Pause].Lakukanlah untukku, Billy.Sudah itu aku bisa kembali ke sudut yang sepi itu dan di sana aku bilang: aku telah melihat orang untuk terakhir kalinya, aku mengecewakan dia setelah dia sempat menolong aku.
[Pause]
Kutemukan kepingan-kepingan cinta di sudut hatiku dan kematiannya dapat kupadukan dengan jenis diriku.[Pause].Kenapa kau memandang tercengang seperti itu padaku ? [Pause].Apakah aku mengatakan sesuatu yang tidak pantas kukatakan? [Pause].Bagaimana rupa jiwaku?[ Stanis berjalan dengan meraba-raba menuju padanya].
71.Stanis : Bersuaralah !
[Antok mengeluarkan suara. Stanis meraba-raba menuju padanya lagi.Berhenti].
72.Antok : Apakah alat penciumanmu sudah tumpul ?
73.Stanis : Dimana-mana cuma tercium bau busuk.
[Stanis membuka lebar-lebar tangannya].Apakah tanganmu tidak bisa menjangkau tanganku? [Ia berdiri diam,tanpa gerak dengan tangan terbuka ke depan].
74.Antok : Sebentar.Kau kan tidak melakukan sesuatu dengan cuma-cuma.[Pause].Kumaksudkan,tanpa syarat.[Pause].Tuhan Maha Pengasih.[Pause.Ia dapat memegang tangan Stanis dan menarik ke dekatnya].
75.Stanis : Kakimu ?
76.Antok : Apa ?
77.Stanis : Kau bilang kakimu !
78.Antok : Aku cuma tahu kata kaki.[Pause]. Ya ,kakiku,cobalah bungkuskan dengan baik
[Stanis membungkuk, meraba-raba].Berlututlah, dengan berlutut kukira kau akan lebih santai.[Antok membantu Stanis untuk berlutut di suatu tempat yang baik].Ah, di sana !
79.Stanis : [Merasa diganggu].Biarkan tanganku merabamu.Kau ingin supaya aku membantumu, tapi kau pegang tanganku.
[Antok membiarkan tangannya meraba dan ia merasa geli ketika selimut kakinya diraba].Apakah kau cuma mempunyai satu kaki?
80.Antok : Memang cuma satu.
81.Stanis : Dan yang satunya?
82.Antok : Membusuk, lalu dipotong.[Stanis membungkus kaki yang satu ini]
83.Stanis : Sudah cukup?
84.Antok : Ketatkan sedikit.[Stanis melakukannya].Cekatan sekali tanganmu.
[Pause].-
85.Stanis : [Meraba-raba, menuju perut Antok].Apakah ini bagian-bagian lainnya ?
86.Antok : Kini kau boleh berdiri dan meminta balas jasamu.
87.Stanis : Bagian-bagian lainnya bagaimana ?
88.Antok : Bagian-bagian lainnya memang tidak dipotong, kalau itu yang kau ingin ketahui.[Tangan Stanis meraba ke atas lagi, meraba wajah Antok].
89.Stanis : Ini wajahmu ?
90.Antok : Sumpah, memang itu wajahku.[Pause].Seperti apa kira-kira wajahku itu? [Jari-jari Stanis meraba ketempat-tempat lainnya]. Itu ? Itu namanya kutil.
91.Stanis : Merah ?
92.Antok : Ungu ! [Stanis menarik tangannya, tapi tetap berlutut].Tanganmu memang cekatan ! [Pause]
93.Stanis : Masih tetap siang ?
94.Antok : Siang ?[Memandang ke angkasa].Terserah kalau kau mau.[Memandang].Memang tak ada kata yang tepat untuk itu.
95.Stanis : Kira-kira akan segera malam? [Antok membungkukkan badannya pada Stanis dan memegang pundak Stanis]
96.Antok : Mari,Billy,berdirilah,kini kau mulai merepotkan aku.
97.Stanis : Apakah akan segera malam ?
98.Antok : [Memandang ke langit].Siang….malam….[memandang lagi].kadang-kadang tampak bagiku dunia ini begitu angkuh dan sombong; diberikannya kita siang tanpa matahari, di tengah-tengah jantung musim dingin, di suatu malam yang kelabu.[Memegang bahu Stanis lagi].marilah,Billy, berdirilah, kau kini mulai merintangi aku.
99.Stanis : Apakah dimana-mana tampak rumput ?
100.Antok :Tidak.
101.Stanis : [Gemas].Tidak tampak hijau di mana-mana ?
102.Antok : Cuma ada sedikit lumut.[Pause.Stanis mengelus-elus selimut kaki Antok, lalu meletakkan kepalanya di atas kaki Antok itu].
Tuhan Maha Pemurah ! Apakah kau tidak akan berdoa ?
103.Stanis : Tidak !
104.Antok : Atau menangis barangkali ?
105.Stanis :Tidak.[Pause].Aku bisa meletakkan kepala seperti ini untuk selama-lamanya, di atas lutut seorang teman tua.
106.Antok : Lutut! [Menggoncang-goncangkan badan Stanis dengan keras].Apakah kau tidak bisa bangun?
107.Stanis :[Membenah dirinya agar lebih nyaman].Alangkah tenang dan damainya ! [Antok menolaknya dengan keras. Stanis jatuh dan bertelokan pada tangannya]. Dora,istriku sering bilang bila aku tidak cukup memperoleh uang: Kau dan harpamu! Lebih baik kau merangkak ke segenap penjuru dunia dengan medali-medali ayahmu yang kau sematkan di pantat celanamu dan kotak uang bergantungan di lehermu. Kau dan alat musikmu itu! Kau pikir kau ini siapa sih ?
Dan dia membiarkan aku tidur di lantai.[Pause]. Siapakah aku ini ?…….[Pause].Ah, aku tidak mampu menerkanya. [Pause].Lalu dia berdiri. Tidak pernah mampu.[Ia mulai meraba lagi, mencari tempat duduknya, lalu berhenti dan memasang telinga seperti mendengar sesuatu].Jika suara-suara itu cukup lama kudengar, maka sebuah harpa dengan satu tali cukuplah.
108.Antok : Harpamu ? [Pause].Macam apakah kiranya harpamu itu ?
109.Stanis : Dulu pernah aku memiliki sebuah harpa kecil.Tapi diamlah, dan biarkan aku mendengar sesuatu.[Pause]
110.Antok : Berapa lama kau mampu diam seperti itu ?
111. Stanis :Aku bisa berjam-jam mendengar segala macam suara.
[Keduanya memasang telinga, mendengar]
112.Antok : Suara-suara apakah itu ?
113.Stanis : Aku tidak tahu suara apa itu.
[Keduanya memasang telinga lagi.Mendengar]
114.Antok :Aku dapat melihatnya.[Pause].Aku dapat…………
115.Stanis :[Marah] Apakah kau tidak mau diam ?
116.Antok : Tidak ! [Antok melepaskan kepala Stanis yang dipegang dari tadi].Aku dapat melihat dengan jelas, itu di tempat dudukmu.[Pause]. Bagaimana kalau aku mengambilnya lalu kabur? [Pause]. Eh, Billy, bagaimana tanggapanmu ? [Pause].
Suatu hari nanti, akan ada orang tua yang lain, muncul dari persembunyiannya dan mendapatkan kau sedang membunyikan harmonikamu. Dan kau akan mengatakan padanya, bahwa kau pernah memiliki sebuah biola kecil.[Pause]. Eh, Billy ! [Pause] Atau kau sedang menyanyi. [Pause]Eh ,Billy, bagaimana tanggapanmu ?[Pause]
Dan di sana, ia akan bersiut-siut pada angin musim dingin setelah kehilangan harmonika kecilnya.
[Ia mendorong Stanis dengan tongkatnya]. Eh, Billy ?
[Stanis berputar, memegang ujung tongkat itu dan merampasnya dari tangan Antok].
Layar. Layar.-
Mataram,6 Februari 1978.
Jogja,24 Juni 2008...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
Post a Comment