Monday, November 26, 2007

Pesta itu Peristiwa itu




Selalu ada yang menarik saat duduk di meja penerima tamu di sebuah pertunjukan. Dolow sewaktu kawan-kawan salah satu teater kampus di jogja ini ngadain Study Pentas yang ngambil cerita (ah sorry ku lupa judulnya), akupun memposisikan diri duduk di sekitar meja penerima tamu. Saat itu kalo ngga salah ingat sekitar tahun 2005 atau 2006 gitu, [sorry dah agak uzur jadi biasa kan lupa]

Dan ini kembali terjadi saat kemarin (Minggu malam, 25 November 2007), aku duduk kembali di sudut itu.


Inilah pesta itu, kehadiran kawankawan dari komunitas-komunitas seni kota jogja, menunjukkan Jogja tak pernah kehabisan stok persaudaraan dalam kekeluargaan. Suasana itu yang kurasakan saat menyambut kehadiran mereka. Ada Anggi dan kawankawan UKM Seni UPN lainnya, ada Sasa dan rekanrekan Teater Tangga UMY lainnya, ada temanteman dari Komunitas KOIN FE UII, ada kawan-kawan TKT STIE YKPN, ada si Tank dan kawankawan Sangart-nya, ada Oembel dari PPKP UNY, Geblek dari Sarkem UNY, kawankawan Sanggar Nuun, kawankawan Terkam 28 AKPRIND, ada Tembonk dan Ilham dari ISI, ada Ajeng-Irma dan semua kawankawan TEATER ADA FSB UTY...pendek kata semuanya ada apapun bisa...


Seorang kawan yang lama tak bersua, membisikiku dengan sebuah kalimat, "Inikah pesta itu? inikah enjoy life with theater itu."

Aku jawab dengan penuh keyakinan,"inilah hidup itu!"


Bagaimana tidak hidup? Harapan yang tadinya sempat menipis akhirnya bisa di ubah menjadi sebentuk optimisme tertentu. sebagaimana peristiwaku ini, saat aku bertemu Irma (Teater ADA) aku jadi punya kemungkinan untuk membawa pulang kembali 'Acting Is Believing'. Dan itulah peristiwa teater, penuh kejutan dan seringkali tak terduga, bukan saja diwilayah pertunjukannya pun juga sampai pada psikologi penontonnya. Suatu saat kelak akan kuceritakan bagaimana hasil pengamatanku tentang penonton teater kita...Sesuatu yang akan sangat menarik, tapi ntar aja.


Justru mana kala kita tau, sampai dimana batas kemampuan diri serta indahnya kesanggupan dalam berbagi itulah, maka kita punya kemungkinan untuk berbuat lebih baik bagi teater yang lebih baik lagi. Teater di jogja adalah milik kalian kawankawan...maka perlakukanlah dengan sebaikbaiknya dan gunakan setiap kesempatan untuk menunjukkan diri bahwa kalian bukanlah warga negara sekadar yang hanya layak untuk disepelekan.


Kalian warga dunia teater adalah insan pilihan zaman yang tidak bisa di pandang dengan sebelah mata begitu saja. Kalianlah pemilik masa depan itu. Dan sekarang saat untuk merebutnya! Bukan dengan berharap cemas menunggu kesempatan mereka memberikannya pada kita.


Warga dunia teater berbasis kampus yang saya cintai...The Party is coming up...Saatnya untuk bersenangsenang dan bergembira merayakan pesta bagi teater berbasis kampus. Apapun pilihan ideologi artistik kalian. Entah sebagai sutradara, aktor, penulis naskah, penata cahaya, set decorator, stage manager, costume and make up designer, skenografer, ataupun penonton setia peristiwa teater...kalian adalah warga sah dari dunia teater.


Sebagai warga yang sah dari negeri teater, kalian memiliki hak dan kewajiban yang sama dan di jamin oleh hukum panggung. hahahahaha.


Cuma tawa nan terdengar samar(!), namun pesta yang telah berlalu akan disusul oleh pestapesta yang hadir membanjir (bukan sekadar mengalir!!!Ingatlah itu di masa depan kalian!!!) kemudian. Kami tunggu kreativitas kalian, jangan berhenti sampai kapanpun. Aku ada bersama kalian kawankawan...



[Ruang Tanya Jiwa, 26 November 2007]


Catur Stanis, tidak memiliki dan dimiliki apapun

1 comment:

Unknown said...

Kata2nya bagus,,sy suka